Temanku

Di luar sana hingar bingar, energi kita terkuras dan butuh pulang dalam tenang

Isi kepala berisik, kita butuh menarik napas sedikit lebih dalam agar memberi ruang oksigen menyelinap memasuki setiap aliran menuju otak.

Terkadang hanya butuh diam dan meletakkan kepala di pundak teman

Ia akan tahu kita lelah, ia yang paling mengerti bahasa pun sorot mata kita memiliki suara di hatinya

Temanku, terimakasih untuk belajar mengerti dan berkompromi, terimakasih untuk selalu menerima kurang-kurangnya diri ini

Tak mengapa sedikit sebel, yang penting banyak sayangnya hehe

Temanku, teman ceritaku pun diamku, teman hidupkušŸ’•

Menjelang Sewindu

Menjelang sewindu, samar-samar apa yang kurasa, samar-samar tentang apa yang kuingat.

Menjelang sewindu, apakah hanya sebersit rasa yang menyapa ataukah ini rindu?

Menjelang sewindu, bukan lagi tentang perihnya cerita luka-luka kita

Menjelang sewindu, mungkinkah goresan penaku sampai di pelupuk matamu

Menjelang sewindu, ku ingin angin meniupkan maafku akan secercah rasa bersalah di tepi telingamu

Menjelang sewindu, baik-baik disana bahagiamu bahagiaku.

Berisik

Isi kepala laksana angkasa, ia mampu mengelilingi tanpa jejak, tapi isi kepala yang dituang, dapat menyentuh indra perasa penikmat kata.

Dalam hening, isi kepala berisik sekali. Seperti jutaan bintang-bintang yang kelap-kelip saling sapa dan bercerita.

Apa-apa saja dalam kepala ingin keluar berubah bentuk menjadi kata.

Apa-apa saja kata berubah bentuk menjadi cerita

Setiap hari selalu ada hal bermakna, hari ini akan berlalu. Ketika detik demi detik berkejaran menuju akhir waktu.

Tahu Di Jalan Raya

Hari ini perempuan kecil yang menunggu dengan gegap gempita harus memanjangkan sabar.

Ayah yang biasa pulang kerja membawa buah tangan tak kunjung datang. Rupanya semesta sedang bercanda. Tahu goreng terhidang di jalan raya, bersama dengan goresan luka basah.

Hari ini perempuan kecil muram, tak ada tahu pun peluk rindu. Yang ada hanyalah aliran anak sungai di pelupuk mata.

Pulang

Seperti biasa sebelum ke pasar, menyusun list belanja mingguan kemudian dilanjutkan merencanakan menu seminggu yang selalu saja ada hari yang tidak sesuai.

Bukankah rencana memang seperti itu, bisa berubah pada kenyataannya. Seperti rencana-rencana lainnya dalam hidup kita yang selayaknya dapat kita terima dengan lapang dada.

Pulang dari pasar aku berpapasan dengan iring-iringan jenazah menuju pemakaman. Dalam kehiruk-pikukan duniawi, kematian terasa dekat sekali.

Bukankah memang yang paling dekat dengan kita adalah kematian?

Jika kehidupan ini di analogikan dengan perkalian, prestasi dunia berapapun jumlahnya jika tidak berorientasi akhirat maka dikali 0

Berangkat sekolah saja perlu bekal, apalagi menuju kehidupan yang kekal.

Ribuan Kata Tanpa Suara

Kita tak lagi sama. Keadaan, paras dan perasaan yang berbeda. Ratusan bulan berlalu kita dipertemukan kembali semesta pada apa-apa yang sama-sama kita sukai hingga kini.

Kita berada dalan ruang yang sama. Disaksikan ribuan kata yang berjajar dalam barisan buku-buku yang merengek minta dibaca, hening tanpa suara.

Parasmu tampak berubah tapi tidak dengan sayup matamu. Bibirmu tak tersenyum, tapi kusaksikan mata sayupmu itu berbinar.

Detik itu, aku ingin menjatuhkan ribuan kata pada buku-buku novel yang melekat di kepala. Tetapi tentu saja digagalkan isi kepala yang menjaga.

Akhirnya, kamu dan aku berlalu tanpa kata, tanpa suara, tanpa sapa di antara ribuan kata di perpustakaan kota.

Menemukan

Bagaimana bisa merasa menemukan? Apakah kau mencarinya? atau kau memang menunggunya? atau jangan-jangan kau kehilangan dia?

Berhenti mencarinya, karena sesungguhnya dia telah tinggal dihatimu.

Tantangan Pembelajaran Masa Pandemi

#PraktikBaikPendidikan

Salah satu kemampuan manusia yang luar biasa adalah kemampuan dalam menyesuaikan diri. Siapa sangka Negara kita berada di suatu situasi yang memaksa dunia pendidikan segera menyesuaikan diri dengan Pandemi. Suatu situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Semua pihak dibuat tidak siap tetapi waktu dan pengalaman mengajarkan kita banyak hal. Kita dapat bertahan menghadapi tantangan demi tantangan kegiatan belajar mengajar karena kita menyesuaikan diri sambil berjalannya pembelajaran. Karena saya mengajar siswa kelas 3 SD peran orangtua sebagai pendamping belajar anak sangat berpengaruh. Saya mencoba membuat pendekatan-pendekatan bersama orangtua, saling menyemangati, memberikan bantuan agar kita menjadi tim solid dalam menghadapi tantangan belajar masa Pandemi ini. Ada 4 hal yang saya lakukan dalam menghadapi tantangan pembelajaran jarak jauh yaitu WA Group, Google Calsroom dan Google Form, Luring (tatap muka) terbatas, dan membuat video pembelajaran di YouTube.

Saya mengawali Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan memaksimalkan komunikasi dengan orangtua siswa melalui WA Group. Saya mendata siswa yang memiliki fasilitas belajar dari rumah, awal pembelajaran jarak jauh ada beberapa siswa yang kesulitan mengikuti karena berbagai macam kendala, mulai dari orangtua yang sibuk bekerja, keterbatasan kuota, jaringan internet yang naik turun dan lain-lain. Bahkan masih ada siswa saya yang orangtuanya belum menggunakan hp berbasis android sehingga sangat sulit mengikuti PJJ.

Dalam WA group saya menyusun jadwal pembelajaran, memberi materi, latihan soal dan video call baik pribadi maupun video call group dan lain-lain sampai akhirnya memori hp saya penuh tidak mampu menampung kegiatan belajar mengajar, arsip tugas pun tidak dapat ditemukan dan tidak tersusun secara rapi. Ini adalah kendala kami semua sebagai guru kemudian dari Kelompok Kerja Guru (KKG) memberikan sebuah solusi yaitu pembelajaran dengan Google Classroom. Saya sangat antusias mempelajari aplikasi tersebut. Dalam waktu singkat saya dapat memahaminya.

Nah sekarang tugas saya adalah mengajak orantua siswa untuk membiasakan diri menggunakan Google Classroom. Saya membuat video tutorial cara menggunakan aplikasi tersebut kemudian mengarahkan lewat WA group. Awalnya sangat sulit, karena kemampuan pemahaman dari setiap orangtua berbeda-beda. Kami saling menyemangati, bahkan ada orangtua siswa yang berbaik hati membantu saya menjelaskan ulang cara menggunakan Google Clasroom. Seiring berjalannya waktu Alhamdulillah baik siswa maupun orangtua sudah terbiasa menggunakan Google Clasroom tentunya ini sangat bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar. Materi pembelajarn dapat tersimpan baik, penilaian juga lebih teratur, pengumpulan tugas tidak lagi memenuhi hp guru. Ulangan harian dan dapat dilakukan dengan Google Clasrrom yang dihubungkan dengan Google Form.
Saya beberapa kali melaksanakan pembelajaran Luring (tatap muka) kepada siswa didampingi orangtua dengan mematuhi protocol kesehatan, baik pendampingan belajar aplikasi atau pendampingan siswa belajar, tentunya dengan pertimbangan kepala sekolah dan menyesuaikan situasi siswa.

Selain ketiga hal tersebut saya juga menyesuaikan diri dengan mempelajari cara membuat video pembelajaran melalui YouTube, keterbatasan bukan halangan. Saya merasa tertantang untuk bisa menyajikan materi pejaran kepada siswa dalam bentuk yang lebih menarik audi visual dan dapat disaksikan dan disimak dari rumah masing-masing. Sangat sesuai dengan kondisi Pandemi saat ini.

Harapan saya sebagai guru pun seorang ibu, semoga siswa, orangtua siswa, guru dan kita semua menjadi tim solid yang dapat mengadapi tantangan-tantangan dunia pendidikan di masa Pandemi. Semoga Pandemi lekas berlalu, semoga Tuhan menguatkan kita semua karena apa yang kita usahakan sekarang akan berimbas pada kualitas generasi anak didik kita di masa depan.

Si Jago Merah

#30DaysWritingChallenge #Day3

Lebih dari 15 tahun yang lalu, sekitar tahun 2004 atau 2005 ketika aku masih mengenakan seragam putih biru. Teringat samar-samar kenangan masa-masa sekolah. Kali ini aku tidak akan cerita kisah cinta monyetku haha.

Waktu itu jam pelajaran Bahasa Indonesia dengan Ibu guru yang aku sudah lupa namanya tapi aku dapat mengingat dengan jelas senyum ramah dan kalimat beliau ketika menilai hasil tulisan mengarang cerpenku.

ā€œAku buka jendela kamarku, betapa kagetnya aku menyaksikan Si Jago Merah sedang lahapnya menghabiskan rumah sanak saudarakuā€. Begitulah sepenggal cerpenku.

Kemudian beliau memberi tanggapan

ā€œMenurut ibu, Sefti berbakat menulis, diksi/pemilihan katanya menarikā€.

Beliau kemudian membacakan ulang sepenggal cerpenku dengan ekspresif, disaksikan seluruh teman sekelas, aku sangat senang sekaligus bangga. Karena ibu guru Bahasa Indonesia ini menemukan bakat dan menumbuhkan rasa percaya diriku , aku semakin senang membaca dan lebih sering menulis.

Si Jago Merah adalah diksi yang aku baca dari koran punya tetangga secara tidak sengaja, aku sangat senang baca koran. Aku baca koran di setiap ada kesempatan. Keluargaku tidak langganan koran, koran bekas ada di rumah ketika ibuku atau biasa aku panggil mamak buat bawang goreng hahaha.

Mudah

#30DaysWritingChallenge #Day2

Bahagia itu mudah?

Bahagia itu bisa kita ciptakan.

Bahagia itu dimulai dari diri.

Bahagia itu tidak melulu dengan hasil.

Karena sejatinya menjalani segala sesuatu dengan bahagia adalah sebaik-baiknya proses, apapun hasilnya.

Hidup tidak selalu bahagia, ada saatnya kita kecewa, sedih dan berduka. Tak mengapa kita tidak perlu menghindarinya, kita justru perlu merasakannya dan melaluinya untuk kemudian bangkit.

Bahagia itu mudah, tidak harus mewah

Masak masakan rumahan lalu suami makan lahap

1 liter minyak goreng hadiah dari belanja bulanan

Ilmu yang kita ajarkan bermanfaat, baik untuk anak sendiri, siswa maupun orang lain.

Jika bahagia adalah pintu, maka kuncinya adalah bersyukur.